Dari kota kami terbirit-birit
menuju tenggara dengan kecepatan 60 km/jam. Pukul 3 sore menjadi titik awal
kami balapan menuju pantai. Seperti
biasa, kami hanya berbekal seadanya termasuk bekal rencana kemana kami akan
pergi.
Ini adalah kedua kalinya kami
melakukan hal serupa, di tempat yang sama, pantai. Setelah mendeklarasi diri
kami sebagai Jones (Jomblo Ngenes) kami pun segera membuat rencana program
kerja untuk menggagahi eksotisme alam yang masih baru. Awal cerita kami pergi
ke pantai yang cukup terkenal di Gunung Kidul. Namun karena kami merasa miris
dengan komersialisasi pantai tersebut, kami akhirnya memilih untuk pergi dari
tempat itu.
Kami titipkan motor kami dan
segera berjalan menuju barat, tanpa tujuan. Setalah menaiki bukit, menerjang
sawah ladang dan padang rerumputan kami akhirnya menemukan sebuah pantai. Ada
rasa lega ketika senja memeluk kami dengan kehangatannya. Oh, kami benar-benar
pergi menuju senja!
Permulaan senja |
Solemn |
Aku dan Senja |
No comment |
***
Self note:
Beberapa waktu silam aku bertemu
dengan kawan lama, Albert. Dia bertanya mengenai keadaanku. Dia cukup
terheran-heran dengan sikapku yang biasa saja padahal baru saya kehilangan
(baca: patner). Hingga saat ini dia selalu menanyakan kabarku.
Mungkin dia ada benarnya,
lama-kelamaan aku merasakan kehilangan. Bertemu dengan pantai memberikanku
sebuah ruang tenang dan damai untuk berdiskusi dengannya kembali, dia yang
telah pergi.
Ya, Albert benar, saya sangat
sedih. Saya juga sedih karena baru menyadari betapa berharganya dia di dalam
kehidupanku setelah dia benar-benar pergi dan tak bisa kembali. Tetapi aku
harus menerima semua itu. Be here and now, kata kawanku.
Dulu aku ingin sekali membawanya
melihat duniaku, dan kini aku percaya kau telah melihatnya. Kembali ke pantai,
seolah hanya disanalah aku bisa menari-nari bersamanya. Aku jadi rindu ketika
dia mengajaku menari-nari ganjil.
Au sadar bahwa aku hidup di masa
kini, tetapi bukan berarti aku tidak boleh menikmati masa laluku. Dia yang
pergi, tentu saja masih berhak dan akan selalu di hatiku, selalu. Dan aku
benar-benar menikmati candu sendu ini.
No comments:
Post a Comment