Thursday, 14 November 2013

Menuju Senja!



Dari kota kami terbirit-birit menuju tenggara dengan kecepatan 60 km/jam. Pukul 3 sore menjadi titik awal kami  balapan menuju pantai. Seperti biasa, kami hanya berbekal seadanya termasuk bekal rencana kemana kami akan pergi. 

Ini adalah kedua kalinya kami melakukan hal serupa, di tempat yang sama, pantai. Setelah mendeklarasi diri kami sebagai Jones (Jomblo Ngenes) kami pun segera membuat rencana program kerja untuk menggagahi eksotisme alam yang masih baru. Awal cerita kami pergi ke pantai yang cukup terkenal di Gunung Kidul. Namun karena kami merasa miris dengan komersialisasi pantai tersebut, kami akhirnya memilih untuk pergi dari tempat itu. 

Kami titipkan motor kami dan segera berjalan menuju barat, tanpa tujuan. Setalah menaiki bukit, menerjang sawah ladang dan padang rerumputan kami akhirnya menemukan sebuah pantai. Ada rasa lega ketika senja memeluk kami dengan kehangatannya. Oh, kami benar-benar pergi menuju senja!
Permulaan senja

Solemn

Aku dan Senja

No comment


***

Self note:

Beberapa waktu silam aku bertemu dengan kawan lama, Albert. Dia bertanya mengenai keadaanku. Dia cukup terheran-heran dengan sikapku yang biasa saja padahal baru saya kehilangan (baca: patner). Hingga saat ini dia selalu menanyakan kabarku.

Mungkin dia ada benarnya, lama-kelamaan aku merasakan kehilangan. Bertemu dengan pantai memberikanku sebuah ruang tenang dan damai untuk berdiskusi dengannya kembali, dia yang telah pergi.
Ya, Albert benar, saya sangat sedih. Saya juga sedih karena baru menyadari betapa berharganya dia di dalam kehidupanku setelah dia benar-benar pergi dan tak bisa kembali. Tetapi aku harus menerima semua itu. Be here and now, kata kawanku.

Dulu aku ingin sekali membawanya melihat duniaku, dan kini aku percaya kau telah melihatnya. Kembali ke pantai, seolah hanya disanalah aku bisa menari-nari bersamanya. Aku jadi rindu ketika dia mengajaku menari-nari ganjil.

Au sadar bahwa aku hidup di masa kini, tetapi bukan berarti aku tidak boleh menikmati masa laluku. Dia yang pergi, tentu saja masih berhak dan akan selalu di hatiku, selalu. Dan aku benar-benar menikmati candu sendu ini.  

No comments:

Post a Comment