Friday, 29 December 2017

unknown

Lagu itu terus berputar bersama rokok yang tak mau padam. Sejak hari itu, ketika seorang kawan sengaja mengirimkan sebuah lagu tentang kehilangan. Aku menjelajah sosok penyanyi itu dan terhanyut ke dalam lirik, lagu, dan rasa magisnya. Lagu-demi lagu terputar dan memaknai diriku. Aku tidak ingin membicarakan lagu.

Aku sering berkata kepada temanku bahwa diriku ini "heartless". Mereka pun mengamini. Aku pun menganggap bahwa "heartless" adalah sebuah kesempurnaan. Begitu saja tanpa sebuah pengingkaran. Namun alunan-alunan lagu itu membuatku ragu. Ia telah mampu membangkitkan memori-memori yang terlelap jauh dan telah aku logikakan. Seolah-olah membuatku menjadi seorang munafik begitu saja. Menghina keyakinanku selama ini tentang "heartless".

Hujan di luar deras menghujam. terlalu deras seperti sedang menghukum manusia-manusia lemah itu. Aku sebenarnya ingin pergi agar tak terlalu hanyut dengan lagu dan memori. Namun aku terlalu takut keluar dan memutuskan sembunyi dibalik rumah.

Lama aku tunggu tak juga reda. Hujan itu dan angin membuatnya mengamuk, memporak-porakan pohon dan semuanya. Hatiku berguncang. tanganku gemetar. Aku tak bisa melupakan memori itu. Bahasa yang terdengar logis yang sebenarnya juga berarti kenangan dalam bahasa yang lebih "heartfull".

No comments:

Post a Comment