Saturday, 13 October 2012

Sofia-ku



Hujan mulai turun di pertengahan bulan Oktober, itu tandanya hujan datang lebih awal dari perkiraan kami. Bagi kebanyakan orang, datangnya hujan memberikan penyegaran atas kerontang yang dibawa kemarau, tetapi bagiku adalah sebuah tangisan.

Orang bisa saja terlelap nyenyak bersama hujan, tetapi aku tak bisa tidur. Aku tidak takut hujan, tetapi itu membuatku merasa sangat dingin dan sepi. Sempat berpikir mengenai neraka yang aku yakini adalah suatu hal diluar pikiran manusia jadi kenapa harus dipikirkan oleh manusia. Tetapi rasa itu tiba-tiba muncul begitu saja. Bayangkan jika kita tertidur pulas dan tidak terbangun kembali. Apa yang terjadi? Sementara aku bukan pemeluk agama yang teguh. Neraka kah jawabannya? Bulu kudukku berdiri membayangkan “neraka”, aku menjadi risau.

Beberapa hari setelah aku terbayang oleh neraka aku mulai yakin bahwa di tengah permainan ini manusia hanya bisa memainkan perannya dalam batasan aturan yang ada. Jadi aku mencoba menikmati kehidupan yang tengah aku jalani. Seperti sistem-sistem yang lain, reward dan punishment adalah hal yang wajar. Tetapi betapa indahnya jika aku bisa bertemu dengan surga.
Para..para..paradise.

Begitulah lagu yang sering aku dengarkan akhir-akhir ini. Menyenangkan dan menimbulkan tanda tanya besar akan adanya surga. 

Kawan karibku pernah berkata surga adalah tempat dimana kita tidak pernah bosan dan semua birahi bisa terpenuhi disana. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan disana. Aku membuka gambar-gambar di google mengenai surga. Surga tergambarkan sebagai taman penuh warna, suatu warna menyenangkan dengan aliran sungai dan bunga-bunga yang tak pernah kita lihat di bumi.

Semua yang indah, tempat dimana nafsu-nafsu terpenuhi membabi buta, apa yang kurang? Kebahagiaan, apakah aku akan berbahagia disana? Lalu apakah kebahagiaan itu bagiku?

Semalam aku melihat sebuah film berjudul “vanila sky”. Film itu menceritakan mengenai mimpi seorang eksekutif muda yang hidup dengan kehidupan flamboyannya. Suatu hari mengalamai kecelakaan tragis yang membuat hidupnya berubah drastis. Dulu dia dalah sosok yang sangat tampan, namun kecelakaan memberikan luka yang mengerikan. Dia tidak mampu untuk hidup di dunia nyata dan akhirnya dengan teknologi “Lucid Dream” dia dibawa ke mimpi buatan di alam mati surinya.

Mimpinya adalah gambaran dunia yang berbeda dengan kehidupan nyatanya. Mimpiny adalah sesuatu yang ia inginkan. Sosok Sofia adalah salah satu hal yang ia inginkan namun tidak ia temukan di dunia nyata. Sofia menjadi poros kehidupan dan sumbu kebahagiaan bagi hidupnya. Sofia adalah arti kebahagiaan baginya. Bagiku?

Aku melihat foto di samping atas rak buku di kamar atas. Foto lama yang hanya tertempel di tembok, aku melihat senyum lepasku. Dua orang memelukku dari sisi kanan dan kiri. Jika diingat itu adalah momen yang terindah bagiku. Mendaki gunung bersama sahabat terdekat, mencapai puncak, melihat sunrise. Tetapi dipeluk oleh kedua orang itu adalah hal yang jauh berbeda.

Apa yang lebih indah daripada memeluk sahabat terbaik di kananmu dan memeluk manusia besar di sebelah kirimu. Bersama mereka aku tidak terlalu merisaukan masa depan, sebuah rumah yang semakin jauh aku rengkuh. Waktu tak bisa terukur dengan uang jika bersama mereka.

Kini semua hanya mimpi saja, sofia untukku. Aku masih berandai-andai memiliki kesempatan itu sekali lagi. Tetapi bagaimana mungkun, mengatakan rindu saja aku tidak mampu. Lebih baik aku berlari ke dalam mimpi saja. Dunia dimana sofiaku berada.

No comments:

Post a Comment