Petualangan memang menyenangkan tetapi tubuh ada batasnya juga. Akumulasi kelelahan terasa pagi ini setelah bangun dari tidur. Walau lelah, keingintahuanku akan kota ini masih memberikan energi untuk membelah seluk beluk kota ini.
Pagi ini aku mulai dengan membedah Sunday Market di Gaya Street. Pasar ini buka dari jam 6 pagi hingga jam 1 siang, bisa dikatakan pasar ini mirip dengan Sunday Morning UGM. Di pasar ini kita bisa membeli barang-barang seperti makanan ringan khas kinabalu yang lebih nampak seperti makanan cina, pakaian, souvenir hingga hal-hal unik seperti kayu penjinak binatang buas.
Harga yang ditawarkan di pasar ini tidak jauh berbeda dengan harga barang-barang di toko. Bagiku itu lebih baik karena bisa menghemat beberapa ringgit atau sen untuk keperluan yang lain. Keramaian di pasar ini bisa menjadi suatu hal yang manarik. Terdapat suatu keharmonisan antar etnis disini. Walau di dominasi oleh etnis Melayu dan Cina, tapi aku bisa melihat interaksi etnis Arab dan India disini. Mereka saling bercakap dengan beberapa bahasa yang tidak aku pahami. Mereka saling melakukan jual beli, dan tak lupa saling senyum antar sesama.
Malaysia sejauh yang aku pahami adalah Negara Islam, tetapi hal itu tidak membuat matinya keanekaragaman disini. Justru seolah nilai Islam semakin hidup di tengah keanekaragaman itu.
Usai berbelanja di pagi hari kemudian aku pergi ke daerah Sungai Klias. Jarak antara Kota Kinabalu dengan Klis sekitar 120 km dengan waktu tempuh sekitar 90 menit. Dari sekian lama perjalanan yang aku lalui baru pertama kali ini aku melihat hamparan padi luas di sepanjang jalan menuju Sungai Klias. Sabah tak beda jauh dari Indonesia.
Sesampai di Sungai Klias pemandu sudah siap menyambut. Kali ini aku akan menyusuri Sungai Klias sembari melihat binatang liar yang hidup dalam area konservasi ini. Setelah semua perlengkapan siap, aku menaiki kapal dengan beberapa rombongan lain.
Penyusuran sungai kami mulai secara perlahan. Sungai Klias tergolong terawatt karena aku tidak menemukan sedikitpun sampah industry disini. Kekayaan alam Malaysia benar-benar dijaga dengan baik. Seharusnya Indonesia juga bersikap sedemikian rupa.
Di sepanjang sungai aku melihat beberapa hewan liar seperti biawak yang berjemur diatas ranting pohon, proboscis monkey yang berloncatan di anatara pohon-pohon, begitu juga silver laguor monkey. Melihat binatang-binatang ini bertingkah alami di alam bebas lebih menyengkan daripada melihat pertunjukkan atraktif pada animal show di kebun binatang.
Ada sebuah keharmonisan antara alam, manusia dan binatang di Sungai ini. Manusia memang memperoleh keuntungan atas berkah alam, tetapi mereka tidak serakah dengan menjamah semua kekayaan alam yang ada. Mereka turut menjaga kekayaan alam itu untuk hari ini dan masa depan anak cucu mereka.
Pagi ini aku mulai dengan membedah Sunday Market di Gaya Street. Pasar ini buka dari jam 6 pagi hingga jam 1 siang, bisa dikatakan pasar ini mirip dengan Sunday Morning UGM. Di pasar ini kita bisa membeli barang-barang seperti makanan ringan khas kinabalu yang lebih nampak seperti makanan cina, pakaian, souvenir hingga hal-hal unik seperti kayu penjinak binatang buas.
Harga yang ditawarkan di pasar ini tidak jauh berbeda dengan harga barang-barang di toko. Bagiku itu lebih baik karena bisa menghemat beberapa ringgit atau sen untuk keperluan yang lain. Keramaian di pasar ini bisa menjadi suatu hal yang manarik. Terdapat suatu keharmonisan antar etnis disini. Walau di dominasi oleh etnis Melayu dan Cina, tapi aku bisa melihat interaksi etnis Arab dan India disini. Mereka saling bercakap dengan beberapa bahasa yang tidak aku pahami. Mereka saling melakukan jual beli, dan tak lupa saling senyum antar sesama.
Malaysia sejauh yang aku pahami adalah Negara Islam, tetapi hal itu tidak membuat matinya keanekaragaman disini. Justru seolah nilai Islam semakin hidup di tengah keanekaragaman itu.
Usai berbelanja di pagi hari kemudian aku pergi ke daerah Sungai Klias. Jarak antara Kota Kinabalu dengan Klis sekitar 120 km dengan waktu tempuh sekitar 90 menit. Dari sekian lama perjalanan yang aku lalui baru pertama kali ini aku melihat hamparan padi luas di sepanjang jalan menuju Sungai Klias. Sabah tak beda jauh dari Indonesia.
Sesampai di Sungai Klias pemandu sudah siap menyambut. Kali ini aku akan menyusuri Sungai Klias sembari melihat binatang liar yang hidup dalam area konservasi ini. Setelah semua perlengkapan siap, aku menaiki kapal dengan beberapa rombongan lain.
Penyusuran sungai kami mulai secara perlahan. Sungai Klias tergolong terawatt karena aku tidak menemukan sedikitpun sampah industry disini. Kekayaan alam Malaysia benar-benar dijaga dengan baik. Seharusnya Indonesia juga bersikap sedemikian rupa.
Di sepanjang sungai aku melihat beberapa hewan liar seperti biawak yang berjemur diatas ranting pohon, proboscis monkey yang berloncatan di anatara pohon-pohon, begitu juga silver laguor monkey. Melihat binatang-binatang ini bertingkah alami di alam bebas lebih menyengkan daripada melihat pertunjukkan atraktif pada animal show di kebun binatang.
Ada sebuah keharmonisan antara alam, manusia dan binatang di Sungai ini. Manusia memang memperoleh keuntungan atas berkah alam, tetapi mereka tidak serakah dengan menjamah semua kekayaan alam yang ada. Mereka turut menjaga kekayaan alam itu untuk hari ini dan masa depan anak cucu mereka.
No comments:
Post a Comment