Wednesday, 10 October 2012

Si Kerbau, Rencana Naik Gunung



Suatu sore sepulang dari sekolah, Beaver pergi ke Perpustakaan Kota untuk mencari-cari buku. Dia sering pergi ke perpustakaan untuk membaca atau menulis. Perpustakaan Kota adalah salah satu tempat favorit baginya. Ketika sedang mencari buku-buku ensikopedia dia menemukan buku mengenai gunung-gunung di Indonesia.

Dia teringat dengan masa lalunya. Beaver sangat suka mendaki gunung, namun saat ini tidak dia lakukan karena tidak memiliki patner. Ia tidak mengambil buku mengenai gunung yang ia temukan, ia lebih tertarik untuk mengambil buku karangan “Hujan di Bulan Juni” karangan Sapardi Djoko. Ia kemudian pergi ke meja bundar di depan perpustakaan.

Tak lama kemudia Si Kerbau, teman baik Beaver, datang dengan sepeda warna merahnya. Ia datang dengan wajah yang cukup serius dengan jenggot tipisnya. 

“Mana, katanya mau ajak teman-temanmu?”. Dia bertanya kepada Beaver.
“Nanti mereka juga akan datang, tunggu aja”.
“Ada apa sih?”.
“Ya mau ngenalin kalian aja. Tapi aku ada suatu rencana”.
“Rencana apa? Jangan sok misterius deh. Males aku”. Wajah Kerbau semakin serius.
“Tunggu aja deh, yang jelas percaya sama aku”.
“Oke deh, pokoknya tubuh dan jiwaku aku serahkan kepadamu!”. Kerbau dan Beaver tertawa.

Tak lama kemudian Panda dan Ular datang mengendarai sepeda warna biru, sepeda lama yang diberikan orang tua Panda. Ia kadang mengeluh menaiki sepeda biru itu, sudah tak layak pakai katanya. Beaver langsung mengenalkan mereka kepada Si Kerbau. Perkenalan cukup cair, mereka mudah akrab walau kadang omongan mereka tidak nyambung.

Dengan wajah misterius dan senyuman multi tafsir ia mengambil alih obrolan teman-temannya.
“Kalian udah pernah naik gunung belum?”.
“Aku udah pernah sekali ke Merbabu sama temanku”. Kata Beaver.
“Aku belum pernah sama sekali, tapi aku suka traveling”. Ular menambahkan.
“Gimana kalau akhir pekan ini kita naik Gunung Merbabu?”. Beaver mengajak.
“Aku ikut!”. Kerbau mengiyakan tanpa pikir panjang.
“Nah kalo mau naik Gunung Merbabu ada beberapa jalur. Tetapi kita pilih Jalur Selo atau Wekas aja. Kalo kita pilih jalur Selo kita bakal lewat pemandangan yang sangat bagus, bahkan mungkin kita bisa melihat bunga edelweis disana. Nah kalo lewat Wekas, itu jalur yang paling pendek kira-kira 6 jam aja.  Bagaimana?”
“Lewat Selo aja kan bagus”. Kata Ular.
“Boleh juga lewat sana, tetapi jalannya bercabang-cabang jadi kalo berangkat malam hari agak cukup riskan kesasar”. Papar Beaver.
“Tapi if we plan we will not lose”. Kerbau meyakinkan.
“Ya udah kita buat persiapan aja, itu yang penting. Aku nggak masalah mau pergi lewat Jalur Selo yang penting kita siap-siap”. Panda menambahkan.
“Oke, kita naik lewat jalur Selo saja. Aku suka jalur itu”. Beaver mengiyakan.

Rencananya mereka akan mendaki selama dua hari satu malam. Mereka kemudian membagi tugas masing-masing terkati perbekalan, tenda dan persiapan individu. Mereka terlihat cukup antusias. Mereka membayangkan sebuah petualangan luar biasa yang akan dihadapi.

Malam-malam pun dipenuhi dengan mimpi di alam mimpi. Bintang-bintang berkerlap-kerlip menyusun harapan-harapan yang mereka bubungkan ke langit.  

2 comments: