Tuesday, 25 September 2012

Kota Kinabalu #3: Hari Pulau

            Perlahan kegembiraan dan kesenangan mulai aku rasakan. Sedikit keingintahuan mengenai seluk beluk kota ini menjadi semangat tersendiri untuk selalu melangkah, bertanya, dan mengamati sekitar. Hari ini adalah hari pulau, aku akan pergi ke dua pulau yang direkomendasikan oleh seorang kawan, yaitu Pulau Manukan dan Pulau Sapi.
 
              Pagi pukul 8.30 aku menuju Jesselton Point untuk membeli tiket kapal menuju kedua pulau tersebut. Untuk menikmati keindahan kedua pulau ini kita harus merogoh kocek sebesar RM 27 untuk biaya kapal, RM 7.2 tiket masuk jesselton point, dan RM 10 untuk biaya konservasi (dibayar ketika tiba di pulau). Biaya konservasi dikenakan karena kedua pulau tersebut termasuk dalam Sabah Park, khususnya Tunku Abdul Rahman Park.

            Manajemen tempat ini cukup baik karena kita tidak akan kebingungan mencari info atau kapal keberangkatan kita. Kondisi pelabuhan sendiri sangat bersih, berbeda dengan pelabuhan Indonesia yang kotor dan bau. Saya kira inilah yang harus dipelajari oleh bangsa kita, menjaga potensi lokal. Kota Kinabalu adalah kota kecil, tetapi kota ini memiliki infrastruktur yang sangat baik. Perilaku penduduk yang ramah juga menjadi suatu hal yang istimewa disini. Satu hal lagi, mereka turut berpartisipasi dalam menjaga kebersihan lingkungan dan ketertiban kota, seperti masalah parkir.

            Sebelum menuju pulau aku menyewa alat snorkel dengan harga RM 10. Setiap komponen snorkeling dikenai biaya RM 10, cukup mahal bagiku apalagi ketika aku melihat harga snorkel disana hanya berkisar RM 65.

            Tak perlu menunggu lama, seorang petugas menghampiriku dan kapal pun mulai dijalankan dengan laju yang cepat. Untuk menuju Pulau Manukan hanya diperlukan waktu 15 menit. Tetapi waktu itu ditempuh dengan laju yang cepat sehingga kita harus siap berbasah-basahan oleh ombak Laut Cina Selatan.

            Pulau Manukan terlihat cukup ramai dilihat dari kejauhan. Ketika aku berlabuh ke pulau ini, keadaan sekitar tak jauh berbeda dengan pulau-pulau di Karimunjawa. Hamparan pasir putih, pohon kelapa dan cemara disepanjang pantai menjadi ciri yang sama. Namun ada yang berbeda, fasilitas tempat ini lebih memadai seperti toilet gratis, tempat mandi terbuka, lapngan bola, tempat bermain anak, homestay, kafe bahkan spot melihat sunrise di atas bukit.

            Sebelum aku menyewa snorkel aku berharap bisa menikmati keindahan bawah laut Pulau Manukan, tapi sayangnya aku harus bersiap kecewa. Tidak ada hal menarik dibawah laut yang bisa kulihat. Aku putuskan untu tidak berlama-lama di pulau ini. Aku ebrharap aku bisa menikmati keindahan bawah laut di Pulau Sapi.

            Untuk pergi ke pulau lain kita hanya perlu menunggu kapal dari perusahaan yang kita sewa. Ada banyak kapal yang bolak-balik ke Pulau jaid kita bisa menaiki kapal kapan saja. Kebetulan aku naik kapal Island Express waktu itu dan kapal ini benar-benar express.

            Jarak tempu dari Pulau Manukan dan Pulau Sapi sekitar 10 menit. Ternyata disana lebih ramai lagi. Pemandangan pulau menurutku biasa saja seperti pulau yang lain. Tetapi terdpaat beberapa meja kafe disepanjang pantai. Kutaruh task u dipinggir pantai lalu aku berlari menuju laut berharap menemukan ikan-kan cantik disana. Akhirnya aku harus kecewa, pulau ini sama saja dari pulau sebelumnya.

            Walau demikian menghabiskan waktu berenang di pantai juga cukup menarik bagiku. SEtelah terasa lapar aku menuju kafe dengan menu sea food, western, oriental di dekat pantai. Hanya ada satu kafe disini bernama Kafe Sapi. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau.

            Tidak banyak aktivitas yang aku lakukan disini. Ketika jam menunjukkan pukul 3 sore, aku bergegas untuk pulang. Saatnya kembali ke lingkungan kota.

            Sesampai di kota aku istirahat sejenak. Sore hari setekah itu aku habiskan dengan pergi ke mall. Di mall yang bersebarangan dengan hotel, yaitu Suria Sabah terdapat bioskop dan kebetulan Harry Potter sedang diputar disana. BIaya tiket sekitar RM 8, cukup murah.

            Bioskop disini lebih besar dari XXI di Indonesia, tetapi tak banyak pengunjung yang melihat film. Mungkin hanya sekitar 7 orang. Mall Suria Sabah ini sangat besar, tetapi hanya memiliki sedikit pengunjung. Saya bergumam bagaimana mereka dapat survive dengan pengunjung sedikit dan bebean biaya operasional sebesar ini. Tapi inilah Malaysia, Welcome to Malaysia!

No comments:

Post a Comment