Suatu sore sepulang dari sekolah,
Beaver pergi ke Perpustakaan Kota untuk mencari-cari buku. Dia sering pergi ke
perpustakaan untuk membaca atau menulis. Perpustakaan Kota adalah salah satu
tempat favorit baginya. Ketika sedang mencari buku-buku ensikopedia dia
menemukan buku mengenai gunung-gunung di Indonesia.
Dia teringat dengan masa lalunya.
Beaver sangat suka mendaki gunung, namun saat ini tidak dia lakukan karena
tidak memiliki patner. Ia tidak mengambil buku mengenai gunung yang ia temukan,
ia lebih tertarik untuk mengambil buku karangan “Hujan di Bulan Juni” karangan
Sapardi Djoko. Ia kemudian pergi ke meja bundar di depan perpustakaan.
Tak lama kemudia Si Kerbau, teman
baik Beaver, datang dengan sepeda warna merahnya. Ia datang dengan wajah yang
cukup serius dengan jenggot tipisnya.
“Mana, katanya mau ajak
teman-temanmu?”. Dia bertanya kepada Beaver.
“Nanti mereka juga akan datang,
tunggu aja”.
“Ada apa sih?”.
“Ya mau ngenalin kalian aja. Tapi
aku ada suatu rencana”.
“Rencana apa? Jangan sok
misterius deh. Males aku”. Wajah Kerbau semakin serius.
“Tunggu aja deh, yang jelas
percaya sama aku”.
“Oke deh, pokoknya tubuh dan
jiwaku aku serahkan kepadamu!”. Kerbau dan Beaver tertawa.
Tak lama kemudian Panda dan Ular
datang mengendarai sepeda warna biru, sepeda lama yang diberikan orang tua
Panda. Ia kadang mengeluh menaiki sepeda biru itu, sudah tak layak pakai
katanya. Beaver langsung mengenalkan mereka kepada Si Kerbau. Perkenalan cukup
cair, mereka mudah akrab walau kadang omongan mereka tidak nyambung.
Dengan wajah misterius dan
senyuman multi tafsir ia mengambil alih obrolan teman-temannya.
“Kalian udah pernah naik gunung
belum?”.
“Aku udah pernah sekali ke
Merbabu sama temanku”. Kata Beaver.
“Aku belum pernah sama sekali,
tapi aku suka traveling”. Ular menambahkan.
“Gimana kalau akhir pekan ini
kita naik Gunung Merbabu?”. Beaver mengajak.
“Aku ikut!”. Kerbau mengiyakan
tanpa pikir panjang.
“Nah kalo mau naik Gunung Merbabu
ada beberapa jalur. Tetapi kita pilih Jalur Selo atau Wekas aja. Kalo kita
pilih jalur Selo kita bakal lewat pemandangan yang sangat bagus, bahkan mungkin
kita bisa melihat bunga edelweis disana. Nah kalo lewat Wekas, itu jalur yang
paling pendek kira-kira 6 jam aja.
Bagaimana?”
“Lewat Selo aja kan bagus”. Kata
Ular.
“Boleh juga lewat sana, tetapi
jalannya bercabang-cabang jadi kalo berangkat malam hari agak cukup riskan
kesasar”. Papar Beaver.
“Tapi if we plan we will not
lose”. Kerbau meyakinkan.
“Ya udah kita buat persiapan aja,
itu yang penting. Aku nggak masalah mau pergi lewat Jalur Selo yang penting
kita siap-siap”. Panda menambahkan.
“Oke, kita naik lewat jalur Selo
saja. Aku suka jalur itu”. Beaver mengiyakan.
Rencananya mereka akan mendaki
selama dua hari satu malam. Mereka kemudian membagi tugas masing-masing terkati
perbekalan, tenda dan persiapan individu. Mereka terlihat cukup antusias.
Mereka membayangkan sebuah petualangan luar biasa yang akan dihadapi.
Malam-malam pun dipenuhi dengan
mimpi di alam mimpi. Bintang-bintang berkerlap-kerlip menyusun harapan-harapan
yang mereka bubungkan ke langit.
are u beaver?
ReplyDeletewho know.... ;)
ReplyDelete