Saturday, 10 March 2012
Mari Bersatu, Rakyat Malaysia!
Perseteruan Indonesia dengan Malaysia semakin memanas dengan permasalahan yang membara di koran-koran. Aksi saling serang menodai hubungan baik yang telah berusaha mereka jaga selama ini. Seolah tidak ada ujungnya, aksi klaim, hina menghina menjadi sajian rakyat kedua negara tersebut. Seolah tidak ada orang yang berpikir menangani solusi ketegangan Indonesia-Malaysia.
Negara ibarat sebuah agama bagi rakyatnya, jika negaranya dihina atau ditindas tentu saja rakyatnya akan bereaksi. Namun pemerintah sebagai lembaga tertinggi yang berada di suatu negara harus mengayomi rakyatnya. Permasalahan Indonesia dengan Malaysia pada awalnya bukan dipicu oleh tingkah laku rakyat kedua negara tersebut, tetapi oleh pemerintah keduanya. Rakyat hanya bereaksi atas tindakan pemerintah.
Selama ini penulis melihat tidak ada manfaat dari adanya adanya sengketa antara Indonesia dengan Malaysia. Walau permasalahan sampai dibawa ke Mahkamah Internasional, tetapi yang terjadi bukanlah tercipta suatu resolusi konflik yang menyelesaikan maslah, tetapi hanya manajemen konflik, yaitu bagaimana konflik itu ditata agar lebih rapi. Akibatnya jika tidak ada sebuah resolusi bersama, maka masalah-masalah yang hampir sama akan timbul lagi seperti yang terjadi sekarang ini.
Sebenarnya apa keuntungan kedua negara ini jika terus bermusuhan. Penuslis kira tidak ada manfaatnya. Yang ada justru kerugian di bidang sosial, politik, dan ekonomi. Di mata internasional hubungan Indonesia dengan Malaysia sangat memprihatinkan. Bagimana tidak, Indonesia dan Malaysia memiliki latar belakang yang sama dan memiliki kondisi yang hampir sama pula. Bukannya saling bantu membantu tetapi saling serang.
Kebangkitan dari Timur
Teringat sebuah ramalan bahwa kebangkitan akan dimulai dari timur. Mungkin ramalan itu bukan gurauan atau igauan semata. Jika kita menilik negara-negara timur seperti China, India, dan Korea Selatan. Negara-negara tersebut adalah contoh dari kebangkitan kekuatan timur, dan tidak perlu heran jika saat ini poros ekonomi yang dulunya bercokol kuat di barat sekarang condong ke timur.
Indonesia dan Malaysia saat ini adalah negara yang mencoba mendongkrak keadaannya dari cap negara berkembang yang terbelakang. Sudah seharusnya mereka lebih fokus untuk mengambangkan negaranya. Sungguh sayang jika mereka masih sibuk bertengkar, apalagi konflik yang terjadi terasa menggantung. Apalagi yang bereaksi adalah rakyatnya yang semakin menggila akibat tidak adanya kepastian mengenai konflik ini.
Wahai rakyat Indonesia dan Malaysia, kita memiliki latar belakang yang sama. Tentu saja kita bisa berpikir mengani konflik yang terjadi saat ini. Kita tidak harus mengamini apa yang telah dilakukan oleh negara kita. Sebagai rakyat, kita harus kritis dengan apa yang telah dilakukan negara kita terkait dengan permasalahan yang terjadi saat ini.
Konflik Indonesia-Malaysia dimulai oleh pemerintah-pemerintah kita. Apabila pemerintah kita tidak bisa menyelesaikan masalah ini, sudah saatnya kita turun tangan meyelesaikan masalah ini. Jangan sampai kita terbawa dengan kasus ini dan saling membenci, ada sebuah misi yang lebih esensial daripada selalu bertengkar tanpa akhir.
Marilah kita kritik negara kita masing-masing, mengenai ketidaktegasan negara kita. Ingatkan negara kita mengenai berbagi sehingga tidak terjebak pada sangkar keegoisan. Penulis kira kita masih bisa berpikir obyektif, bijak dan pintar. Tindakan emosional tidak akan membangun hubungan negara kita, yang ada hanya memperkeruh masalah.
Wahai rakyat Indonesia-Malaysia, mari bersatu, kita bangkitkan kekuatan timur. Kita ciptakan peradaban timur. Kita tunjukkan pada dunia bahwa kita sudah dewasa.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment