Suasana sekolah hari itu, lalu
lalang siswa masuk dan keluar kelas semua berjalan seperti biasanya. Beaver
duduk-duduk di bawah pohon berbincang dengan kawan-kawannya. Ia sangat suka
ngobrol dengan kawan sekolahnya. Biasanya mereka mendiskusikan mengenai isu-isu
ekonomi, politik, budaya hingga agama.
Jika sedang berbicara Beaver
selalu lupa oleh waktu, ia terlihat sangat asik mendebat dan tertawa. Namun
tiba-tiba raut mukanya berubah, keceriaan dan raut muka tawa berubah menjadi
serius. Ia melihat sms yang diterima di handphonenya. Ia menerima sms dari
Panda “Kalo Beaver ingin bertemu dengan ular, aku berada di café toko buku”.
Beaver berpikir berulang kali
sebelum ia membalas sms Panda, ia tidak ingin pergi dari obrolan menarik dengan
kawannya. Tetapi ia segera menghentikan pikirannya, ia merasa ia harus pergi
tanpa sebuah alasan yang pasti “Ok, aku akan datang sebentar lagi”, balasnya
singkat.
Ia segera berpamitan dengan
kawan-kawan sekolahnya dan berangkat menuju café dimana Panda dan Ular menunggu
disana.
Jarak antara sekolah dan café toko
buku tidaklah jauh, mungkin hanya sekitar 10 menit saja. Beaver menaiki tangga café,
ia melihat sekitar mencari Panda. Ia terus saja berjalan menyusuri kasir café dan
meja-meja. Café itu tak banyak didatangi walau toko bukunya cukup ramai. Beaver
melihat Panda dan Ular sedang duduk asik berbincang. Panda tak melihat
kedatangan Beaver karena duduknya membelakangi pintu masuk, Ular melihat
kedatangan Beaver namun ia tak yakin.
Beaver menepuk punggung Panda dan
memberikan salam hangat “Hi Panda”, lalu menjabat tangan Ular. Ular menyambut
dengan sangat ramah, senyumannya sangat lebar dan manis.
Beaver duduk di samping Panda dan
obrolan dengan ular dengan mudahnya terjalin. Ular menjadi center obrolan
karena hal-hal menarik yang sedang dan telah ia lakukan.
“Panda dan Ular sudah berteman
lama ya?” Tanya Beaver.
“Sudah cukup lama sih, karena
dulu Panda adek kelasku dan kami dulu punya kegiatan sama di sekolah. Kami dulu
masuk dalam tim debat dan sering melatih adek-adek kami pasca itu” Ular
menjawab.
“Kalian sungguh terlihat sangat
akrab ya, btw aku juga punya sahabat juga lo, namanya Kerbau, kami sudah kenal
sekitar 3 tahun. Mungkin kita bisa bertemu lain kali” Beaver dengan senyumnya
tipis
“Oh kawan kamu yang sering kamu
ceritakan itu ya? Panda menyahut dengan muka datarnya.
“Iya, dia tinggal di dekat
sekolahku”
Obrolan terus berlanjut mengenai
kehidupan masing-masing hingga hidup orang lain. Walau kebanyaka obrolan
mengenai kegiatan bersama Panda dan Ular tetapi Beaver cukup menikmati obrolan
itu dan sedikit-sedikit menimpali.
Perkenalan dengan Ular ini
kemudian juga menghantarkan dengan perkenalan dengan Kerbau. Setelah itu
perjalanan-perjalanan besar akan mereka lalui bersama. Kadang waktu selalu menyisakan
misteri yang tak terbayangkan dan ia menunggu untuk mereka yang saat ini asik
berbincang santai. Biarlah waktu yang menghantarkan mereka pada masanya.