Sudah lama aku tidak pergi
berkunjung ke Jakarta, biaya bukanlah masalah buatku tetapi alasan tepat belum
aku temukan sampai masalah dengan kedutaaan memaksaku untuk bertemu langsung
dengan staf disana.
Aku hanya memiliki waktu sekitar
2 minggu untuk mempersiapkan keberangkatanku ke luar negeri. Itu artinya aku
harus mengurus visa 1 minggu sebelumnya. Ketika aku menelpon kedutaan mereka
berkata “Visa cant be delivered to your destination, we don’t have those
services”, jawaban ketus yang membuatku gerah, tetapi aku tak punya pilihan
lagi.
Tidak banyak yang aku persiapkan.
Aku sudah sering ke Jakarta dan kali ini aku akan pergi selama 4 hari 3 malam.
Aku berandai-andai proses pembuatan visa mengalami kesulitan dan memaksaku
menunggu lebih lama 1 hari. Lagian aku juga sudah cukup jenuh dengan Yogyakarta
dan pekerjaan yang berjibun tak ada hentinya.
Selain itu aku berharap dapat
bertemu dengan kawan mudaku. Kami bertemu di sebuah situs dan sampai saat ini kami
belum bertemu. Namanya Rean, umurnya sekitar 20an, katanya dia masih kuliah
tetapi entah dimana, “what the hell I care about that” gumamku.
Aku mencoba menghubungi dia
melalui sms beberapa hari sebelum keberangkatanku, tetapi dia meminta bayaran
mahal sekali sekitar 2 juta, aku tawar saja 250 K seperti kawan mudaku yang
lain. Eh dia minta tambah. Mungkin aku akan kasih lebih, dia cukup muda,
tampan, dan asia.
***
Penerbangan dari Yogyakarta dan
Jakarta hanya membutuhkan waktu sekitar 55 menit, tidak begitu lama tetapi
bagiku cukup melelahkan. Aku langsung pergi ke Kedutaan setelah tiba di
Jakarta. Lalu lintas Jakarta cukup padat waktu itu sehingga aku membutuhkan
waktu ekstra untuk pergi ke Jakarta Pusat, daerah kedutaan.
Aku tiba di Kedutaan pukul 4 sore
setelah berjuang menembus laluan mobil bersama taksi biru selama hampir 3 jam.
Aku memasuki pintu utama kedutaan dan tiba-tiba seorang security berkata bahwa
kantor sudah tutup. Ah, aku tidak terima itu. Aku merengsek ke ruang dalam dan
bertemu dengan staf kedutaan. Ternyata jawaban yang aku terima sama saja. Aku
tidak memiliki pilihan lain selain kembali ke kedutaan esok harinya. “Bloody
communist!”
Esok paginya aku kembali ke
kedutaaan sekitar jam 10 pagi. Aku segera menemui staf yang aku temu kemarin.
Dia Nampak lebih ramah pagi itu, mungkin kemarin dia sudah terlalu lelah. Aku
menyerahkan beberapa dokumen dan uang pembayaran. Dengan segera staf tersebut
berkata “Please take your visa this afternoon”. Ternyata begitu simpel diluar
bayangaku. Beban memperoleh visa telah aku selesaikan, saatnya aku relax
menikmati waktuku di Jakarta.
Aku tiba kembali di hotel pukul 5
sore, suasana sore di Jakarta cukup tenang. Aku menuju kamar hotelku dan
kupandang hamparan Jakarta yang cukup romantis sore itu. Aku duduk di pinggir
kasur sambil menatap keluar jendela. Tiba-tiba handphone samsungku bergetar,
aku membuka isi pesan yang aku terima. Ternyata dari Rean, “Are you in
Jakarta?, Will we meet?”. Setelah itu kami saling berbalas sms dan memutuskan
untuk bertemu besok di Mall Kelapa Gading.
***
Manusia lalu lalang tak
henti-hentinya aku lihat. Aku duduk sendiri menunggu Rean, seperti manusia
Indonesia pada umumnya dia datang terlambat. Aku coba utak-atik I Phone ku
sambil menunggu dia. Dia sudah terima MMS yang aku kirimkan dan aku sudah
beritahu tempat bertemu.
Dari kerumunan orang aku melihat
anak muda dengan tinggi sekitar 170cm, rambut modis pakaian necis menuju café.
Ia benar masuk café dan melihat-lihat, tetapi aku diam saja menunggu. Matanya
mamandangku manis, ia berjalan menuju mejaku.
“Are you Kal? I am Rean” sapanya
manis.
No comments:
Post a Comment