Di sepanjang jalan Kota Ho Chi Mint City kita bisa melihat
orang berjualan, tidak hanya di toko tetapi juga direct selling. Awalnya aku
sempat miris dengan banyaknya anak kecil yang menjajakn barang-barang simple
seperti tisu, korek api dan berbagai aksesoris di jalanan.Tetapi aku bisa lebih
memahami budaya lokal setelah aku mengunjungi Ben Than Market di malam hari.
Ben Than market terletak di distrik satu Kota Ho Chi Minh
City. Pasar ini bukanlah pasar pada umumnya, berbagai macam souvenir, makanan,
pakaian hingga buah dan bunga bisa kita peroleh disini. Berbeda dengan
pasar-pasar di Indonesia, pasar ini sangat bersih. Dan uniknya pasar ini dibagi
menjadi dua area, yaitu area fixed price dan bargaining price.
Pasar ini tutup sekitar pukul 6 sore, namun setelah itu di
seputar pasar ini digelar pasar malam. Barang yang dijajakan sama. Aku cukup
menikmati suasana lalu lalang orang, bising percakapan yang aku tak bisa pahami
dan music-musik modern.
Aku memasuki beberapa kios dan meliat barang-barang yang
bisa aku jadikan oleh-oleh untuk kawanku. Salah satu kios menjual alas meja
yang cukup menarik, penjualnya pun sangat ramah tidak seperti penjual lainnya.
Aku menawar alas meja se-rasional mungkin hingga kami sama-sama puas dengan
harga alas meja itu.
Di akhir transaksi aku sedikit ingin tahu. “How old are
you?” tanyaku, dia menjawab “16 years old”, aku sempat terkaget. Wanita semuda
itu sudah mampu mengurusi sebuah kios kecil dengan berbagai macam produk dan
melakukan deal dengan konsumen.
No comments:
Post a Comment