Friday, 18 May 2012

Lanjutkan!


Aku terengah dalam kedamaian semilir pantai, dua anak kecil menggoyang-goyang tempat tidur gantung yang dieratkan pada dua pohon cemara pantai yang pendek-pendek. Mereka mengira aku adalah kakak mereka, ternyata bukan.
   
Bibiku menghampiriku dari arah belakang, sepertinya dia baru selesai sholat dhuhur.

“Kamu belum pulang to le?”
“Belum bulek, aku ditinggal saja.”
“Jaketmu jangan lupa ya, nanti ketinggalan”.

Aku diam saja membuang pandanganku kea rah pantai dan bibi berlalu begitu saja. Akhirnya aku sendiri, liburan panjang ini keluarga besar kami secara mendadak pergi ke pantai. Menurutku pergi bersama adalah ide yang bagus karena keluarga besar kami jarang sekali menghabiskan waktu bersama layaknya keluarga lain.

Jam tanganku menunjukkan pukul 2.30 pm, langit beratapkan awan-awan cumulus yang tebal dan putih bak kapas raksasa. Aku ingin melihat sunset hari ini, tetapi dengan awan seperti itu keinginanku nampaknya sia-sia saja.

Aku bangkit dari tempat tidur gantung dan berjalan menuju tepi pantai. Aku merogoh tasku dan mengambil buku “Lenin Untuk Pemula” dan membuka lembar demi lembar. Kadang aku berhenti membaca sejenak dan melihat hamparan horizon lautan yang biru dan luas itu. Pengunjung pantai masih terlihat meloncat-loncat menyambut gembira gulungan ombak.

Dari sisi timur aku melihat seorang kakek renta yang berjalan pincang. Ia membawa karung plastik bekas beras yang diikat dengan secarik tali sehingga ia bisa menentengkannya di pundak. Ia terlihat mencari-cari sampah disekitar pantai yang berserakan tak karuan. Pantai ini cukup barum tetapi sampah sudah dimana-mana.

Bagi kita sampah jelas merusak pemandangan alam yang natural tetapi bagi kakek itu sampah adalah sumber penghidupannya. Mata kakek itu menghadap pasir, tak peduli dengan kegirangan sekitar. Ia fokus berjalan mencari sampah.

 Ia berjalan meninggalkanku yang diam di tepi pantai. Aku lihat ia mengenakan kaos partai demokrat yang dipunggungnya tersablon foto SBY-Boediono dengan tagline “lanjutkan!”

Aku bergumam lirih “Benar saja lanjutkan, kakek itu juga melanjutkan hidupnya biasa-biasa, tak berubah. Lanjutkan Kek!”

No comments:

Post a Comment