Aku terengah dalam kedamaian
semilir pantai, dua anak kecil menggoyang-goyang tempat tidur gantung yang
dieratkan pada dua pohon cemara pantai yang pendek-pendek. Mereka mengira aku
adalah kakak mereka, ternyata bukan.
Bibiku menghampiriku dari arah
belakang, sepertinya dia baru selesai sholat dhuhur.
“Kamu belum pulang to le?”
“Belum bulek, aku ditinggal saja.”
“Jaketmu jangan lupa ya, nanti
ketinggalan”.
Aku diam saja membuang
pandanganku kea rah pantai dan bibi berlalu begitu saja. Akhirnya aku sendiri,
liburan panjang ini keluarga besar kami secara mendadak pergi ke pantai.
Menurutku pergi bersama adalah ide yang bagus karena keluarga besar kami jarang
sekali menghabiskan waktu bersama layaknya keluarga lain.
Jam tanganku menunjukkan pukul
2.30 pm, langit beratapkan awan-awan cumulus yang tebal dan putih bak kapas
raksasa. Aku ingin melihat sunset hari ini, tetapi dengan awan seperti itu
keinginanku nampaknya sia-sia saja.
Aku bangkit dari tempat tidur
gantung dan berjalan menuju tepi pantai. Aku merogoh tasku dan mengambil buku “Lenin
Untuk Pemula” dan membuka lembar demi lembar. Kadang aku berhenti membaca
sejenak dan melihat hamparan horizon lautan yang biru dan luas itu. Pengunjung
pantai masih terlihat meloncat-loncat menyambut gembira gulungan ombak.
Dari sisi timur aku melihat
seorang kakek renta yang berjalan pincang. Ia membawa karung plastik bekas
beras yang diikat dengan secarik tali sehingga ia bisa menentengkannya di
pundak. Ia terlihat mencari-cari sampah disekitar pantai yang berserakan tak
karuan. Pantai ini cukup barum tetapi sampah sudah dimana-mana.
Bagi kita sampah jelas merusak
pemandangan alam yang natural tetapi bagi kakek itu sampah adalah sumber
penghidupannya. Mata kakek itu menghadap pasir, tak peduli dengan kegirangan
sekitar. Ia fokus berjalan mencari sampah.
Ia berjalan meninggalkanku yang diam di tepi
pantai. Aku lihat ia mengenakan kaos partai demokrat yang dipunggungnya
tersablon foto SBY-Boediono dengan tagline “lanjutkan!”
Aku bergumam lirih “Benar saja
lanjutkan, kakek itu juga melanjutkan hidupnya biasa-biasa, tak berubah.
Lanjutkan Kek!”
No comments:
Post a Comment