Tuesday, 25 September 2012

Kota Kinabalu #2 : Perencanaan

Hari kedua adalah hari kemalasan yang menggerayangi tiap detik yang aku lalui. Aku bangun agak siang kemudian pergi untuk sarapan. Aku turun menuju ground level, eh ernyata sarapannya berada di lantai 4. Duh, naik lantai 4 lagi. Disana sudah ramai orang dengan berbagai etnis dari belahan timur laut dan barat sana. Crowstophobia ku sedikit-sedikit bangkit, seolah aku diteror ketika disana. Bagaimana tidak, aku merasa semua orang nelihat gerak-gerikku disana. Huft!

            Ketika memasuki kafe aku ditanya oleh breakfast staf disana. Ternyata aku harus memiliki voucher untuk memperoleh sarapan gratis, padahal memang sarapan di hotel itu gratis untuk semua penghuni. Resepsionis lupa memberikan voucher kepadaku, akhirnya kau lagi-lagi harus menungggu.

            Setelah sekian lama menunggu akhirnya aku masuk ruang makanan melimpah tersedia. Tak sabar aku cicipi makanan disana. Makanan sarapan yang disediakan tidak jauh beda dengan makanan sehari-hari Indonesia. Aku kira ada yang beda, ternyata tidak. Tetapi untuk membunuh rasa lapar, apapun makanannya yang penting kenyang.

            Tidak ada rencana untuk hari ini kecuali memperoleh semua informasi mengenai tempat wisata dan transportasi kesana. Setidaknya aku pergi ke beberapa tempat untuk mencari infor tersebut, yaitu di Jeselton point (dekat pelabuhan kapal) dan Wisma Sabah. Jika dikomparasikan harga paket di Jesselton point lebih murah. Informasi yang disediakan disana juga tidak jauh beda.

            Puas dengan informasi yang aku peroleh kemudian aku pergi ke sebuah restoran italia bernama little Italy. Restoran itu merupakan salah satu restoran yang dianjurkan oleh tripadvisor. Walau banyak kawan yang mengatakan untuk tidak terlalu percaya dengan tripadvisor, tetapi dengan keterbatasan informasi. Apa boleh buat aku percaya saja dengan nasehat website itu.

            Diluar dugaan kafe itu sangat ramai. Suasana sangat italia sekali dengan kostum yang dipakai oleh para pegawainya. Aku memilih kuliner khas Itali yang susah aku ucapkan namanya. Rasanya luar biasa, dengan harga kurang dari Rp. 70.000 aku bisa menikmati makanan khas italia.

            Waktu seolah berjalan cepat disini. Sore hari aku pergi ke Explanade untuk mengambil beberapa foto. Tugu unik yang berbentuk ikan hiu pedang cukup unik dilihat. Saya kurang tahu adakah relasi antara hiu pedang dengan Kota Kinabalu. Mungkin itu hanya hiasan saja.

            Kaki aku langkahkan kearah barat menuju Filiphono market. Lagi-lagi saya tidak tahu kenapa pasar ini diberikan nama Filiphino market. Pasar ini menjual berbagai kerajinan seperti yang dijual di seputaran Beringharjo, Yogyakarta.  Tak banyak barang yang membuatku tertarik untuk membeli. Harga souvenir disana cukup mahal mengingat uang saku yang terbatas. Aku putuskan untuk melihat terlebih dahulu, dan membeli diakhir liburan nanti.

            Aku masih tertarik untuk melihat-lihat souvenir, lalu aku menuju pasar berikutnya yaitu nigt market. Saat itu jam menunjukkan waktu 6.30, aku kira masih pukul 5 karena masih terang disini.Aku lupa bahwa kota ini dekat dengan garis kuator.

            Jarak filiphino market dengan night market tidak terlalu jauh, kurang lebih 1 km. Pasar buka pukul 4 sampai 11 malam, tetapi ketika kami sampai disana pukul 7 malam, banyak pedagang yang baru membuka stand. Merka menjual baju-baju, bukan souvenir seperti yang aku harapkan.

            Lapar kembali menderu, aku putuskan untuk membeli makanan lokal disini. Letaknya tidak jauh dari Filiphono market. Semua makanan disini menawarkan makanan sea food. Kita bisa memilih sea food yang ingin kita makan dengan harga yang cukup murah. Tidak ada makanan unik disini, tetapi kualitas sea food yang baik menjadi menu yang luar biasa untuk malam kedua di Kota Kinabalu.

No comments:

Post a Comment